Sejarah Peradaban Yunani kuno dimulai pada periode Archaic sekitar abad ke-8 hingga abad ke-6 sebelum masehi dan segera diikuti oleh era pertengahan dan era Bizantium. Pada era Yunani kuno sendiri juga termasuk periode Yunani klasik yang berjaya pada abad ke-4 hingga abad ke-5, dimana periode tersebut dimulai dengan penghalangan invasi Persia oleh kepemimpinan Athena.
Perkembangan Sejarah Peradaban Yunani Kuno
Pada abad ke-8 sebelum masehi, Yunani mulai berusaha bangkit dari jaman kegelapan yang mengikuti runtuhnya peradaban Mycenaean, dimana literatur hilang dan skriptur Mycenaea terlupakan. Meski begitu, orang-orang Yunani tidak rela sejarah Yunani Kuno yang mereka tinggali hilang begitu saja, sehingga mereka mulai mengadopsi alfabet Phoenicia dan memodifikasinya menjadi alfabet Yunani. Penciptaan alfabet Yunani ini mendorong adanya penulisan sejarah yang dimulai sejak abad ke-9.
Pada abad ke-8 sebelum masehi, Yunani mulai berusaha bangkit dari jaman kegelapan yang mengikuti runtuhnya peradaban Mycenaean, dimana literatur hilang dan skriptur Mycenaea terlupakan. Meski begitu, orang-orang Yunani tidak rela sejarah Yunani Kuno yang mereka tinggali hilang begitu saja, sehingga mereka mulai mengadopsi alfabet Phoenicia dan memodifikasinya menjadi alfabet Yunani. Penciptaan alfabet Yunani ini mendorong adanya penulisan sejarah yang dimulai sejak abad ke-9.
Salah satu catatan sejarah pertama dalam periode Yunani kuno adalah perang Lelantine pada tahun 710 hingga 650 sebelum masehi. Perang ini terjadi antara kota di daerah Yunani kuno, yaitu Chalcis melawan Eretria yang ada di Euboea. Awal mula perang ini, menurut tradisi adalah perebutan tanah subur Lelantine yang ada di pulau Euboea. Konflik ini menyebar dengan sangat cepat, dengan kota-kota lain yang tidak tahu awal mula perang mulai memihak salah-satu sisi. Pada akhirnya, Chalcis memenangkan perang tersebut.
Sejarah Peradaban Yunani kuno memasuki babak baru di pertengahan abad ke-6 dengan diperkenalkannya perkoinan pada sekitar tahun 680 sebelum masehi. Pengenalan sistem perdagangan baru ini membuat para aristokrat geram dan cemas karena mereka sebelumnya secara tidak langsung menjadi pemerintah bagi para poleis. Mereka berpendapat bahwa munculnya saudagar-saudagar kaya akan menggulingkan para aristokrat. Sejak tahun 650 sebelum masehi dan selanjutnya, para aristokrat ini harus berjuang agar tidak terguling dan digantikan oleh tiran-tiran populis. Kata tiran sendiri merupakan pergeseran dari kata Yunani, tyrannos yang berarti penguasa yang tidak sah, dan bisa digunakan pada pemimpin yang baik dan buruk.
Bertambahnya populasi dan berkurangnya daerah tempat bermukim mulai menjadi masalah signifikan bagi masyarakat miskin dan masyarakat kaya. Di Sparta misalnya, terjadi perang Messenia yang berakhir dengan jatuhnya Messenia dan pengalihdayaan masyarakat Messenia menjadi budak yang dimulai pada abad ke-8 sebelum masehi. Masyarakat-masyarakat yang tertundukkan ini kemudian dikenal sebagai helot, dan harus bekerja keras dan bercocok tanam demi Sparta, dimana setiap warga laki-laki Sparta harus menjadi tentara. Persamaan yang diciptakan antara orang-orang kaya dan miskin ini kemudian difungsikan sebagai alat untuk menghentikan konflik sosial yang terjadi. Reformasi yang dicetuskan oleh Lycurgus dari Sparta ini kemungkinan selesai diterapkan pada tahun 650 sebelum masehi.
Pada akhir abad ke-7 sebelum masehi, Athen mulai kembali mengalami krisis lahan dan agraria yang kembali menciptakan perang sipil. Hal ini memaksa Archon Draco membuat perubahan besar-besaran kepada aturan-aturan di tahun 621 sebelum masehi. Perubahan pada aturan yang menekan para penduduk inilah yang menjadi asal kata bahasa Inggris “draconian”, meskipun pada saat itu pilihan yang diambil Draco tidak mampu menuntaskan konflik yang ada. Pada akhirnya, perubahan yang terjadi pada Solon di tahun 594 sebelum masehi mulai meningkatkan banyak hal dari para masayarakt miskin sambil merangkul para aristokrat yang sedang berkuasa dan memberikan sedikit kestabilan pada Athen.
Pada abad ke-6 sebelum masehi, beberapa kota mulai muncul sebagai kota yang dominan dalam Sejarah Yunani kuno. Kota-kota tersebut adalah Athen, Sparta, Corinth, dan Thebes dimana masing-masing dikelilingi oleh area rural dan kota-kota kecil yang ada di bawah kendali mereka, sementara Athen dan Corinth menjadi negara dengan kekuatan dagang dan maritim yang cukup kuat.
Bertambahnya populasi secara besar-besaran pada abad ke-7 dan 8 sebelum masehi menyebabkan emigrasi besar-besaran dari masyarakat Yunani untuk membentuk koloni di Magna Graecia yaitu Italia bagian selatan dan Sisilia, Asia Minor, dan tempat yang lebih jauh lagi. Emigrasi ini secara efektif berhenti pada abad ke-6, dimana pada masa itu Yunani menjadi lebih baik dari Yunani sekarang di bidang kultur dan bahasa. Koloni-koloni yang ada di Yunani juga tidak terpengaruh oleh kota-kota sekitar mereka, meski kadang mereka mulai menganut agama mereka dan membuat sebuah pertautan komersil dengan orang-orang tersebut. Proses emigrasi ini juga memicu banyak masalah antara kota-kota Yunani di Sisilia terutama Syracuse melawa Carthaginian. Konflik yang terjadi pada tahun 600 hingga 265 sebelum masehi ini kemudian mendorong Roma masuk ke dalam aliansi Mamertines untuk mencegah tirani kejam oleh Syracuse, Hiero II, dan Carthaginian sendiri. Dengan begini, Roma menjadi kekuatan dominan melawan kekuatan orang-orang Yunani di Sisilia dan Carthaginian di bidang supremasi daerah sekitarnya. Perebutan kekuasaan ini nantinya akan mendorong terjadinya Punic War.
Pada periode perang Punic, terjadi banyak perkembangan ekonomi di Yunani sendiri, dan koloni luar negerinya mulai berkembang dengan cepat dalam bidang komersial dan manufaktur. Pada masa ini juga terdapat sebuah perkembangan besar dalam standar hidup masyarakat. Beberapa penelitian mengestimasikan bahwa rata-rata ukuran rumah di Yunani pada tahun 300 hingga 800 sebelum masehi meningkat sebanyak lima kali yang menandakan akan terjadinya ledakan penduduk sebentar lagi.
Bagian kedua dari abad ke-6 sebelum masehi itu menandakan fase terakhir Sejarah Peradaban Yunani kuno, dimana pada masa itu Athen jatuh ke tangan seorang tiran bernama Peisistratos dan dua anaknya Hippian dan Hipparchos. Meski begitu, pada tahun 510 sebelum masehi Cleomenes I berhasil membantu masyarakat Athen untuk mengalahkan tirani Peisistratos. Setelah masa tirani berakhir, Sparta dan Athen malah berusaha untuk menghancurkan satu sama lain, mendorong Cleomenes I menempatkan Isagoras sebagai archon dari pihak Sparta
0 komentar:
Posting Komentar