Total Tayangan Halaman

Kamis, 03 Desember 2015

SEJARAH NABI YAHYA AS dan RAJA HERODUS


Nabi Yahya AS adalah putra dari Nabi Zakaria, yaitu salah seorang cucu Nabi Sulaiman, suami dari Isya yang merupakan adik dari Imran, orangtua Maryam atau kakek Nabi Isa. Bertahun-tahun Nabi Zakaria dan istrinya menantikan seorang anak, dan mereka merasa sangat beruntung mendapat karunia anak seperti Yahya. Allah telah memberikan anaknya ini kecerdasan dan kebijaksanaan, sikapnya sangat santun dan hormat pada orangtuanya. Sejak kecil Yahya sudah senang menghabiskan waktunya untuk mendalami agama. Ia tidak pernah membuang-buang waktunya untuk perbuatan yang tidak ada manfaatnya. Yahya juga selalu melakukan hal-hal yang baik, tak ada perbuatan dosa yang dilakukannya.
Nabi Yahya memang mempunyai kedudukan khusus di hadapan Allah. Nama Yahya diberikan Allah ketika di dunia belum pernah ada orang lain yang bernama seperti itu. Ketika usia Yahya belasan tahun, ia mulai melihat bahwa rakyat Israel yang pada masa itu hidup di tanah Palestina perlu dibimbing agar dapat hidup sesuai dengan aturan Allah, karena meskipun Nabi Zakaria telah puluhan tahun melakukan dakwah di sana, mereka tetap saja membangkang dan mengkhianati ajaran-ajaran yang pernah disampaikan. Tekad mulia Yahya ini semakin kuat ketika Allah menngangkatnya menjadi utusan-Nya, ajaran dan aturan hidup dari Allah disampaikannya dimana saja dan kapan saja.
Nabi Yahya dikenal sebagai orang berhati lembut, namun dalam menyampaikan pesan dan ajaran agama, beliau tidak pernah ragu-ragu mengungkapkan kebenarannya dengan kata-kata yang lugas dan tegas. Tidak jarang beliau menghadapi kekerasan hati orang-orang Bani Israel karena dakwah-dakwahnya yang memerintahkan untuk membayar zakat dan perintah untuk tidak menganiaya orang yang lemah. Namun, Nabi Yahya tiada henti untuk menyampaikan ajaran-ajaran Allah itu.
Pada masa kehidupan Nabi Zakaria dan Nabi Yahya, Palestina dikuasai oleh kekaisaran Romawi yang dipimpin oleh Raja Herodus, yaitu seorang raja yang amat kejam dan senang berfoya-foya menggunakan uang rakyat. Kehadiran Nabi Yahya di tengah masyarakat membuat mereka tenang, beliau juga selalu mengingatkan agar seseorang mau bertobat. Karena dengan bertobat, maka Allah akan mendatangkan pertolongan kepada mereka. Sebaliknya, Allah akan mendatangkan musibah dan kesulitan hidup akibat kelalaian mereka.
Musibah dan ujian silih berganti menghampiri kehidupan Bangsa Israel. Mereka pun selalu mengingat Allah dikala mengalami kesulitan, namun mereka mulai bertingkah laku sekehendak hati seketika mereka merasa aman dan senang dalam kehidupannya. Nabi Yahya selalu mengingatkan Bangsa Israel akan azab Allah yang begitu pedih. Dakwah-dakwah ini yang menjadikan Nabi Yahya sebagai pemimpin umat, kedudukannya semakin terhormat di hadapan Bani Israel. Hal ini membuat Raja Herodus khawatir akan kepatuhan rakyat terhadapnya, ia curiga bahwa rakyatnya lebih patuh dengan Nabi Yahya daripada dengan aturan-aturan yang dibuatnya.
Suatu hari terdengar kabar bahwa Raja Herodus akan menikahi keponakannya sendiri yang bernama Herodia, perempuan berwajah cantik dan bertubuh indah, namun memiliki sifat jelek seperti Herodus. Keluarga Herodia merasa gembira menyambut kabar itu. Herodia selalu mempercantik diri setiap hari, ia ingin tampil m,ewah pada hari pernikahannya, menyambut kedatangan hari yang menjadikannya sebagai permaisuri raja Romawi. Segenap keluarganya pun sibuk mempersiapkan pesta yang begitu mewah dan megah, tanpa memikirkan kehidupan rakyat yang sengsara dan serba kekurangan.
Ketika rencana pesta itu tersebar ke seluruh pelosok negeri, Nabi Yahya membuat pernyataan yang mengejutkan, yaitu bahwa pernikahan seperti itu dilarang agama. Seorang paman tidak boleh menikahi keponakannya sendiri, karena itu adalah perbuatan haram. Orang-orang Israel amat terkejut dan juga takut akan keberanian Nabi Yahya menyatakan hal itu, karena selama ini tidak ada yang berani menentang Raja Herodus.
Pernyataan Nabi Yahya itu pun sampai ke telinga Herodia. Perempuan itu sangat marah sekaligus khawatir bahwa ia akan gagal menjadi permaisuri raja Romawi, menikmati kemewahan istana dan memimpin rakyat Israel di Palestina. Tak lama kemudian, Herodia mengundang kekasihya untuk dating ke rumahnya. Raja Herodus pun segera memenuhi permintaan kekasihnya itu. Melihat wajah Herodia yang masam, Raja Herodus pun segera menawarkan kekayaan-kekayaan yang ia punya untuk sang kekasih. Namun Herodia tidak menghiraukan itu, karena dalam pikirannya saat ini adalah bagaimana cara agar pernikahannya tetap berlangsung dengan sempurna. Raja Herodus pun meyakinkan Herodia bahwa pernikahannya akan tetap berlangsung meskipun Nabi Yahya menyatakan bahwa hal itu dilarang agama.
Pernyataan Nabi Yahya akan larangan pernikahan antara Raja Herodus dan Herodia telah menyebar ke seluruh penjuru negeri. Herodia merasa sangat malu, ia meminta Raja Herodus untuk menangkap dan membunuh Nabi Yahya. Dengan patuhnya Raja Herodus menjawab bahwa ia bersedia melakukannya.
Raja Herodus segera kembali ke istana dan memerintahkan para pengawalnya untuk menangkap Nabi Yahya. Tanpa pikiran yang jernih ia mematuhi perintah yang siap menyeretnya ke neraka. Dalam waktu yang tak terlalu lama, pasukan Romawi melakukan pengejaran terhadap Nabi Yahya dan para pengikutnya. Para pengikut utusan Allah itu ditangkap dan disiksa. Dan pada akhirnya Nabi Yahya pun tertangkap. Beliau dibunuh dengan kejam oleh Raja Herodus.
Raja Herodus dan Herodia pun menjalankan pernikahannya dengan sangat bahagia, mereka merasa puas karena tidak ada lagi yang menghalang-halangi keinginan mereka. Namun mereka lupa bahwa Allah akan selalu mengawasi perbuatan setiap manusia. Mereka pun mulai mendapatkan azab yang pedih dari Allah, bukan kebahagiaan yang mereka nantikan selama ini. Keduanya mati dalam keadaan hina. Kerajaan dan pengikutnya dihancurkan oleh bencana alam yang dahsyat dan mengerikan. Tak ada pertolongan dan ampun bagi mereka yang telah membunuh Nabi Yahya, utusan Allah.
Sebaliknya, Nabi Yahya meninggal dalam keadaan mulia. Beliau dibunuh ketika sedang memperjuangkan kebenaran yang datangnya dari Allah. Karena itu, Allah telah menyediakan tempat yang amat indah di surge. Kelembuatan hati yang disertai ketegasan sikap dan keberanian Nabi Yahya menyampaikan kebenaran akan tetap abadi di hati umat manusia, hingga kini.

0 komentar:

Posting Komentar