Tugu Nol Kilometer RI atau biasa disebut Monumen Kilometer Nol merupakan sebuah penanda geografis yang unik di Indonesia. Hal ini berkaitan perannya sebagai simbol perekat Nusantara dari Sabang di Aceh sampai Merauke di Papua. Tugu ini bukan saja menjadi penanda ujung terjauh bagian barat di Indonesia tetapi juga menjadi objek wisata sejarah bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.
Lokasi tugu ini terletak di areal Hutan Wisata Sabang tepatnya di Desa Iboih Ujong Ba’u, Kecamatan Sukakarya, sekitar 5 km dari Pantai Iboih. Letaknya di sebelah barat kota Sabang sekitar 29 kilometer atau memakan waktu sekitar 40 menit berkendara. Datanglah ke ujung barat Indonesia ini untuk menapakkan kaki Anda di atas titik kilometer nol yang terbuat dari semen berbentuk lingkaran berdiameter 50 centimeter. Berdirilah di atasnya lalu abadikan fakta historis yang sifatnya pribadi itu. Dengan menyambangi tempat ini juga Anda nantinya akan mendapat sertifikat dari agen penjalanan resmi mana pun di Sabang sebagai bukti pernah berdiri di titik nol kilometer Indonesia. Sebuah lagu nasional karya R. Surarjo awalnya bersyair "Dari Barat sampai ke Timur, berjajar pulau-pulau’", tetapi bait tersebut kemudian diubah atas masukan Presiden Soekarno tahun 1960-an saat mempersatukan Irian Barat ke NKRI. Perubahannya menjadi ‘Dari Sabang sampai Merauke, berjajar pulau-pulau’. Kebanggaan itu terus berakar, menanamkan kesan kuat bahwa batas barat negara Indonesia ialah Kota Sabang dan di sisi timurnya ialah Kota Merauke. Tugu adalah simbol pengenang dimana arti pentingnya justru sering kali terlupakan dan bahkan diremehkan dengan cara tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu, selayaknya warga negara yang baik turut menjaga keberadaannya dengan tidak melakukan aksi vandalisme seperti mencorat-coret fasilitas atau pun merusak fasilitasnya.
Tugu kilometer Nol adalah sebuah bangunan setinggi 22,5 meter dengan bentuk lingkaran berjeruji. Bagian tugu dicat putih dan bagian atas lingkaran menyempit seperti mata bor. Puncak tugu ini terdapat patung burung Garuda menggenggam angka nol dilengkapi prasasti marmer hitam yang menunjukkan posisi geografisnya.
Di lantai pertama monumen terdapat sebuah pilar bulat dan terdapat prasasti peresmian tugu yang ditandatangani Wakil Presiden Try Sutrisno, pada 9 September 1997. Di lantai kedua terdapat sebuah beton bersegi empat dimana tertempel dua prasasti yaitu prasasti pertama ditandatangani Menteri Riset dan Teknologi/Ketua BPP Teknologi BJ. Habibie, pada 24 September 1997. Dalam prasasti itu bertuliskan penetapan posisi geografis KM-0 Indonesia tersebut diukur pakar BPP Teknologi dengan menggunakan teknologi Global Positioning System (GPS). Prasati kedua menjelaskan posisi geografis tempat ini yaitu 05 54" 21,99 Lintang Utara - 95 12" 59,02" Bujur Timur. Data teknis berdirinya tugu ini tertoreh di atas lempeng batu granit yang menyebutkan “Posisi Geografis Kilometer 0 Indonesia, Sabang. Lintang: 05o 54’ 21.42” LU. Bujur: 95o 13’ 00.50” BT. Tinggi: 43.6 Meter (MSL). Posisi Geografis dalam Ellipsoid WGS 84”.
Tugu Nol Kilometer Sabang sebenarnya tidak dipancangkan persis di garis terluar sisi barat wilayah Indonesia. Sebenarnya secara teknis, masih ada pulau di sisi paling barat Indonesia yaitu Pulau Lhee Blah, berupa pulau kecil di sebelah barat Pulau Breuh. Hal ini sama terjadi dengan pulau paling selatan yaitu Pulau Rote, walau secara teknis Pulau N’dana ialah pulau paling selatan di Indonesia.
Tugu Nol Kilometer di Sabang memiliki kembarannya yaitu di Merauke, tepatnya di Distrik Sota, Kabupaten Merauke, sekira 75 kilometer dari pusat Kota Merauke dan 3 kilometer dari Tugu perbatasan dengan Negara Papua New Guinea.
Tips Perhatikan barang bawaan Anda terhadap aksi dari sekelompok kera di tempat ini. Meski terbilang jinak tetapi kadang mereka agresif saat melihat pengunjung membawa makanan.
Berbelanja
Beberapa souvenir menarik dapat Anda temukan di Jalan Perdagangan, Sabang, seperti cenderamata dari batok kelapa hasil buah tangan masyarakat Desa Ie Meulee-Ujung Kareung. Oleh-oleh untuk Anda yang modis mengapa tidak membeli kaos t-shirt berdesain unik khas tagline kata-kata unik tentang Sabang di sebuah distro di Jalan Cut Mutia. Toko tersebut bernama Piyoh. Ada beragam aneka kudapan khas Sabang di Gampong Wisata Aneuk Laot. Di sini dijual kue kara, sepet kue, dodol, dan peuajoh aceh.
Berkeliling
Sabang dapat dijelajah dalam 1-2 hari. Petin Layeu, Pantai Kasih, Pantai Iboih, Wisata Bahari Pantai Gapang, dan Taman Laut Pulau Rubiah merupakan beberapa daya tarik wisata lainnya yang bisa dikunjungi selama Anda berlibur di Sabang. Anda bisa menyewa mobil atau motor agar petualangan menjadi lebih mudah. Berkeliling dengan sepeda atau motor akan menjadi sensasi yang menarik dan berkesan. Baca tautan berikut untuk pengalaman sensasi berkendara sepeda motor di Sabang.
Transportasi
Pelabuhan Balohan, 10 km dari Kota Sabang terhubung dengan Pelabuhan Ulee Lheue di Banda Aceh. Dua buah kapal feri beroperasi setiap harinya menyebrangi lautan sekitar 2 jam dibantu satu buah feri cepat KM. Pulo Rondo selama 45 menit. Ongkosnya sekitar Rp60.000,- per orang untuk feri cepat. Dari pelabuhan sewalah taksi untuk menuju tempat penginapan kemudian dari sana sewalah motor untuk berkeliling pulau ini termasuk menuju Tugu Nol Kilometer yang berada di ujung bagian barat pulau. Tidak sulit menemukannya karena hanya ada jalan utama yang akan mengarahkan Anda pada tujuan.
0 komentar:
Posting Komentar