Total Tayangan Halaman

Kamis, 03 Desember 2015

GUNONGAN (Situs Sejarah Kota Banda Aceh)

Salah satu bangunan peninggalan budaya yang bernilai sejarah dan masih dapat kita saksikan dalam keadaan utuh adalah Gunongan lengkap dengan taman sarinya. Gunongan ini terletak di pusat kotaBanda Aceh, tepatnya berada di Kelurahan Sukaramai, Kecamatan Baiturahman, Kota Banda Aceh. Lokasi ini dapat dijangkau dengan mudah, menggunakan Kendaraan pribadi atau angkot (labi-labi) melalui Jalan Protokol Teuku Umar. Taman Sari Gunongan merupakan salah satu peninggalan kejayaan Kerajaan Aceh, setelah Kraton (dalam) tidak terselamatkan karena Kolonial Belanda menyerbu dan menduduki Aceh.


Tentara Belanda di Gunongan pasca invasi Kraton Aceh

Gunongan dibangun pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda yang memerintah tahun 1607-1636. Pada masa itu, pada tahun 1613 dan tahun 1615 melalui penyerangan dengan kekuatan ekspedisi Aceh 20.000 tentara laut dan darat, Sultan Iskandar Muda berhasil menaklukkan Kerajaan Johor dan Kerajaan Pahang di Semenanjung Utara Melayu. Sebagaimana tradisi pada zaman dahulu, kerajaan yang kalah perang harus menyerahkan glondong pengareng-areng (pampasan perang), upeti dan pajak tahunan. Di samping itu juga harus menyerahkan putri kerajaan untuk diboyong sebagai tanda takluk. Putri boyongan itu biasanya diperistri oleh raja dengan tujuan untuk mempererat tali persaudaraan dari kerajaan yang ditaklukkannya, sehingga kerajaan pemenang menjadi semakin besar dan semakin kuat kedudukannya. Penaklukan Kerajaan Johor dan Kerajaan Pahang di Semenanjung Melayu berpengaruh besar terhadap diri Iskandar Muda. Putri boyongan dari Pahang yang sangat cantik parasnya dan halus budi bahasanya membuat Sultan Iskandar Muda jatuh cinta dan menjadikannya sebagai permaisuri.

Demi cintanya yang sangat besar, Sultan Iskandar Muda bersedia memenuhi permintaan permaisurinya untuk membangun sebuah taman sari yang sangat indah, lengkap dengan Gunongan sebagai tempat untuk menghibur diri agar kerinduan sang permaisuri pada suasana pegunungan di tempat asalnya terpenuhi. Selain sebagai tempat bercengkrama, Gunongan juga digunakan sebagai tempat berganti pakaian permaisuri setelah mandi di sungai yang mengalir di tengah-tengah istana Brakel (1975) melukiskan dalam Bustan, gunongan ini dikenal sebagai gegunungan dari kata Melayu gunung dengan menambahkan akhiran ‘an’ yang melahirkan arti “bangunan seperti gunung” atau “simbol gunung”. Jadi gunongan adalah simbol gunung yang merupakan bagian dari taman-taman istana Kesultanan Aceh.
Bangunan Gunongan ini tidak terlalu besar, bersegi enam, berbentuk seperti bunga dan bertingkat tiga dengan tingkat utamanya sebuah mahkota tiang yang berdiri tegak.

 
Di samping Gunongan ada sebuah bangunan yang disebut dengan Kandang Baginda. Kandang Baginda merupakan lokasi pemakaman keluarga Sultan Kerajaan Aceh, antara lain Sultan Iskandar Thani.

0 komentar:

Posting Komentar